Nggak cuma bikin konten yang keren, attitude dan profesionalitas juga penting untuk beauty influencer pemula. Ini tips-tips yang harus dilakukan.
Beberapa top beauty influencers Indonesia saat ini memulai karier mereka dari berbagai macam profesi. Ada yang mulai dengan bekerja di media seperti Puchh atau makeup artist seperti Lizzie Parra. Sama seperti profesi makeup artist, menjadi beauty influencer di tahun 2017 ini juga banyak tantangannya, salah satu yang terbesar adalah karena saingan ada dimana-mana.
Well, mungkin kata "saingan" terlalu berat karena bisa berarti harus menjatuhkan lawan. Mungkin bagi sebagian orang, peran beauty influencer hanyalah dikirimi produk gratis oleh brand, diundang untuk datang ke event, dan dibayar untuk melakukan itu semua. Which is true, of course, tapi tentu tanggung jawab beauty influencer nggak hanya berhenti sampai di situ saja. Sebagai audience dari beauty influencer yang juga bekerja di media (which is sering dikirimi produk untuk dicoba juga), saya mencoba melihat fenomena beauty influencer ini dari dua sisi. Sebenarnya, apa sih do's and don'ts yang harus diketahui beauty influencer pemula?
Berhubung FD sendiri sering bekerjasama dengan influencer untuk berbagai event, saya bertanya pada dua orang narasumber yang udah langganan kerjasama dengan influencer, yaitu FD Head of Community, Twelvi Febrina dan The Body Shop Indonesia Public Relations Manager, Ratu Ommaya, tentang hal-hal yang jadi pertimbangan mereka setiap kali mau bekerja dengan beauty influencer pemula.
Hal yang Wajib Dimiliki
Twelvi (T): "Tentu nggak cuma dari jumlah follower aja, tapi juga konten. Caption-nya harus bagus, jelas, dan menceritakan tentang apa yang lagi di-review. Selain konten, konsistensi juga penting. Semakin sering upload konten, kita jadi semakin terlatih untuk tahu postingan apa yang disukai orang dan mana yang mengundang comments. Terus personality juga penting untuk ngasih lihat the person behind the social media post. Kasih personal touch di setiap konten kamu, subjektif nggak apa-apa banget biar nggak kaku kaya lagi baca artikel review di majalah. Pada akhirnya, beauty influencer itu udah banyak banget, tapi yang akan berkesan pasti yang paling relateable."
Maya (M): "Konten paling penting. Kami akan benar-benar lihat gimana cara seorang influencer saat lagi bicara tentang produk, lebih baik lagi kalau pakai gaya bahasa sendiri. Cara berkomunikasi dengan followers juga penting, karena good attitude juga hal yang sangat diutamakan."
Tentang Profesionalitas
T: "Profesionalitas penting banget karena berpengaruh untuk ke depannya, apakah kita mau kerjasama berkali-kali atau cukup sekali aja. Misalnya kalau responnya lama, atau campaign sebelumnya nggak meninggalkan kesan baik, atau nggak baca brief dan nggak baca kontrak kerja. Hal-hal teknis yang terlihat sepele, tapi kalau skip dari awal bisa banget jadi nimbulin masalah."
M: "Influencer juga harus bisa memberikan feedback atau masukan dari kerjasama tersebut. Contohnya statistik, apa yang kurang dan harus diperbaiki, konten seperti apa yang disukai oleh followers atau subscribers-nya. Karena kami biasanya akan diskusi dengan mereka atas konten yang akan dibuat. Formatnya lebih ke co-creation, bukan one-way communication. Selain itu, kami dari sisi brand melihat belum banyak yang memiliki specific expertise. Misalnya si A memang fokus dan expert on skincare atau haircare. Penting juga untuk membangun targeted audience."
So, buat yang lagi merintis karier jadi influencer, ilmu-ilmunya bisa langsung diaplikasikan, ya. Pilih ranah yang kamu suka dan start dari situ. Jangan lupa untuk berikan personal touch dan selalu bersikap profesional. Sebagus apapun tulisan kamu atau sekeren apapun foto yang kamu hasilkan, kalau ujung-ujungnya nggak enak diajak kerjasama juga percuma. Sama seperti profesi lainnya, enjadi influencer jug harus selalu belajar, apalagi di dunia digital yang selalu berkembang :)
Good luck!
The post Mau Jadi Beauty Influencer Sukses? Ini Tipsnya appeared first on Female Daily.