Ada insight menarik yang saya dapatkan dari sharing session mingguan FD hari Senin kemarin. Topiknya nggak jauh-jauh dari jerawat!
Masih ingat dengan campaign #YourBeautyRules soal jerawat di Instagram FD beberapa minggu lalu? Dari hasil report yang di-present oleh tim social media FD, Dita, menunjukkan bahwa postingan tersebut adalah salah satu postingan dengan terbanyak (300+ comments!) dan juga di-save oleh lebih dari 400 orang!
Saya rasa, sesama pemilik kulit acne-prone punya semacam invisible girl squad yang siap membantu satu sama lain ketika ada “penyerangan” atau pembahasan tentang topik jerawat di social media. Inget banget, waktu ada satu internet troll yang meledek jerawat saya di sebuah video skincare, ada banyak teman-teman sesama pemilik kulit acne-prone yang ikut comment tentang gimana sesama cewek nggak seharusnya body shaming. Sayangnya, thread comments tersebut sudah hilang karena dihapus oleh si troll. Hahaha, culun.
https://www.youtube.com/watch?v=KAHB66E69sQ&t=11s
Anyway, dari sekian banyak comment di Instagram post tersebut, salah satu yang paling dikeluhkan dari struggling dengan jerawat adalah komentar dari orang-orang sekitar. I’m totally waaay over that phase (mungkin karena orang-orang di sekitar saya juga sudah maklum si Dara jerawatnya hilang – timbul terus, hahaha) tapi saya ngerti banget keselnya dikomentari saat lagi insecure-insecure-nya.
Saya sudah sering banget share tentang tips PD dengan jerawat. Karena itu, kali ini saya akan menawarkan tips yang agak berbeda, yaitu pertanyaan apa yang bisa kamu lontarkan ke teman atau saudara kamu yang lagi jerawatan, tanpa menyakiti hati mereka. Nggak salah dong, mau tahu alasan perubahan kulit seseorang? Yes, tentu nggak salah. Tapi yang namanya hati-hati tetap perlu, karena meskipun semua berangkat dari niat baik, jerawat itu, buat pemilik kulit acne-prone yang parah, sama sekali bukan topik enteng. Setuju? :D
Pertama-tama, saya harap pembaca FD sudah nggak ada lagi yang enteng menanyakan pertanyaan seperti ini pada orang-orang yang nasib kulitnya nggak seberuntung kalian:
“Muka lo kenapa?”
Apalagi ditambah muka meringis, ekspresi takut atau jijik. Duh, harus ya?
“Kok breakout lagi? Perasaan kemaren udah mendingan?”
Percaya, deh, kita juga gemes kok sama kulit yang kondisinya nggak stabil gini. Mungkin ini purging, mungkin ini karena faktor kecapean aja, tapi kalau setiap ada jerawat kita harus nyiapin 1.001 alasan dan teori karena nggak berhenti ditanyain... Lama-lama bisa capek juga.
“Lo pake produk A aja, atau ke dokter B.”
Kemungkinan besar, sudah. And no, it did not work for us.
Instead, maybe you could ask…
“Lo biasanya perawatan apa?”
Dibanding langsung menggurui, mungkin ada baiknya menanyakan dulu sudah seberapa maksimal usaha kita dalam menumpas jerawat-jerawat ini. Kadang orang-orang suka lupa, bahwa kita juga usaha!
“Lo masih pake produk xxx / ke dokter xxx?”
Pertanyaan ini biasanya saya dapatkan dari teman yang sudah lama kenal, atau yang saling follow di social media sehingga update bahwa saya lagi pakai produk A, atau waktu itu pernah berobat ke dokter B. Biasanya sih saya nggak pernah merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan follow-up kayak gini, karena hitung-hitung yang bertanya cukup menyimak perjalanan saya selama ini, jadi nggak cuma basa-basi atau kepo semata.
“Gue juga pernah jerawatan, dulu gue pake…”
Buat saya, sharing pengalaman pribadi sifatnya lebih membantu daripada “unwanted advice”. Pasti paham kan, bedanya unwanted advice seperti contoh di atas, “Lo pake ini aja, blablabla, katanya bagus itu buat blablabla” dibandingkan pure sharing pengalaman pribadi karena pernah merasakan apa yang kita alami. Mau metodenya cocok dengan kita atau enggak, saya sih enjoy-enjoy aja dengerin pengalaman berbeda orang dalam mengatasi jerawatnya karena sifatnya nggak memaksa. Itung-itung tambah ilmu dan bisa jadi bahan artikel selanjutnya, kan :D
Semoga udah nggak ada yang baper lagi kalau ditanya soal jerawat, ya!
The post Punya Teman yang Jerawatan? Jangan Tanya Hal Ini appeared first on Female Daily.