Banyak yang bilang kalau veneer itu adalah "makeup for teeth". Dari mulai selebriti, selebgram, sampai orang biasa pun banyak yang mencoba veneer gigi. Sebenarnya apa sih, veneer itu?
Veneer adalah lapisan tipis gigi palsu yang terbuat dari porselen. Ibarat pakai kuteks, veneer adalah top coat yang melapisi gigi kita di bagian depannya saja. Hari Kamis (20/9) kemarin, saya ngobrol-ngobrol dengan Drg. Deviana Mariana dari Pure Dental Aesthetics yang menjelaskan segala hal tentang veneer. Nah, menurut Drg. Devi, kalau dulu veneer lebih digunakan untuk menambal gigi depan yang bolong supaya warnanya sama dengan gigi lainnya, sekarang veneer fokusnya lebih ke untuk estetika.
"Jadi kalau misalnya gigi kamu pendek-pendek terus pengen gigi lebih panjang, itu bisa di-veneer. Mau dibikin bunny teeth ala Olla Ramlan, atau Hollywood smile kayak Anne Hathaway gitu juga bisa. Nggak cuma bentuknya aja yang bisa diubah, tapi veneer juga bisa memperbaiki warna gigi." tambah Drg. Devi.
Nah, pertanyaannya adalah, apakah semua orang boleh melakukan veneer?
Drg. Deviana Mariana
"Semua orang bisa, tapi dilihat dulu dari kondisi giginya. Kalau giginya bermasalah banget, kayak misalnya giginya mundur atau maju banget, itu harus di-braces dulu. Setahunan lah, kira-kira. Tapi untuk mild cases yang cuma satu atau dua gigi aja yang bermasalah, bisa kok, langsung di-veneer."
Di klinik Drg. Devi sendiri, proses pemasangan veneer memakan waktu sekitar tiga jam. Saat pertama kali konsul, dokter akan bertanya pada pasien, senyum seperti apa yang ia suka, setelah itu gigi pasien akan dicetak dan dimasukkan ke dalam software untuk lalu dibuatkan desain. Yup, they design our new smile! Setelah proses ini selesai, pasien akan diberikan "instant smile" yang langsung bisa dipakai di gigi.
"Instant smile ini istilahnya kayak mock-up gitu lah," lanjut Drg. Devi, "Untuk nunjukin kalau ini lho, hasil yang akan kamu dapetin nanti. Di tahap ini kan kamu bisa lihat, bentuk smile yang kamu mau itu cocok nggak sih, buat kamu. Kalau memang ternyara ketebelan, kita bisa ngikis sedikit gigi kamu supaya posisinya lebih pas. Tipis banget kok ngikisnya, mungkin sekitar 0,5 mm. Pokoknya masih bisa diubah-ubah desainnya kalau emang kamu masih belum sreg. Kalau sudah oke, berarti kita udah bisa move on ke step selanjutnya yaitu pemasangan veneer."
Jenis veneer itu sendiri ada dua yaitu komposit dan porselen. Komposit sifatnya temporary dan harus di-touch up setiap empat tahun, sedangkan porselen lebih stabil, tahan lama, dan nggak perlu touch-up.
"Biasanya aku suggest pasien aku untuk porselen aja karena sebenernya ini investment juga untuk mereka. Kalau pakai porselen, kamu mau minum teh, ngopi, ngerokok, atau apapun juga porselennya nggak akan stain warnanya. Maintenance-nya juga nggak macem-macem, paling jangan yang ekstrim kayak gigit kulit kepiting atau ngebuka tutup botol pake gigi. Tapi di luar itu nggak ada pantangan apa-apa. Paling tambahannya cuma rajin ke dokter gigi aja setiap enam bulan untuk bersihin karang, karena kan di belakang veneer-nya tetep gigi asli."
Bicara soal efek samping, Drg. Devi bilang efek samping hanya bisa muncul kalau proses pemasangan veneer itu sendiri nggak rapi.
"Mungkin di beberapa kasus veneer komposit, ada dokter gigi yang ngikis giginya terlalu banyak jadi agak ngilu-ngilu waktu dilepas. Tapi kalau porselen pasti udah akan nyatu ke gigi dan sampe kapanpun akan tetap stay. Asalkan proses pemasangannya precise dan teliti sih nggak ada masalah, kok."
Untuk harganya, veneer komposit berkisar antara Rp4.000.000 per gigi, sedangkan veneer porselen mulai dari Rp6.000.000 - Rp8.000.000 per gigi. Kalau kamu masih belum berani mencoba veneer, kamu bisa mencoba "instant smile"-nya saja sebesar Rp600.000. Gimana, tertarik punya Hollywood smile? :)
The post Semua Tentang Veneer Gigi yang Harus Kamu Tahu appeared first on Female Daily.